KAIRO - Seorang jenderal senior di Mesir mengakui adanya tes keperawanan dilakukan kepada
demonstran yang ditangkap pada saat aksi protes anti-pemerintahan pada Maret lalu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibQYzRJF8JxbH_sqAQ2tiL2xcDHP9_nfosVNWHsqQKs_qChoN0M8NC-adHTwUmCtgol9IyI5QAITMmBt5yHOyvUcLnEgSHme_0H64A7hYX4iyu-EvPHsB6D0vwyVoJtuULc5L8iI2PNyc/s320/Perempuan+Mesir.jpg)
Pengakuan Jenderal tersebut dilakukan kepada media Amerika Serikat (AS), CNN. Sebelumnya laporan mengenai tes keperawanan ini dikeluarkan oleh pihak Amnesty International.
Laporan tersebut menunjukkan klaim bahwa pengunjuk rasa perempuan
yang berada di Tahrir Square, Maret lalu, dipukuli serta disetrum, saat mereka ditangkap. Tidak hanya itu, para demonstran ini juga ditelanjangi dan diancam akan didakwa kasus prostitusi serta dipaksa untuk melakukan tes keperawanan.Saat itu juru bicara militer Mesir Mayor Amr Imam mengatakan 17 pengunjuk rasa perempuan ditangkap namun dirinya menepis adanya tuduhan tes keperawanan.
Namun kini segala tuduhan tersebut terjawab, setelah diakui oleh seorang jenderal di lingkungan Kementerian Pertahanan Mesir, yang enggan disebutkan namanya.Dalam pembelaan jenderal tersebut menyebutkan bahwa ditemukan fakta mengejutkan mengenai demonstran perempuan ini.
"Gadis-gadis yang ditahan ini bukan seperti anak kita. Mereka adalah perempuan yang tidak satu tenda dengan demonstran pria. Kami menemukan bom molotov dan narkoba dalam tenda tersebut," ungkap jenderal itu seperti dikutip Times, Selasa (31/5/2011).
Dirinya mengatakan tes keperawanan dilakukan agar pada saatnya nanti, para demonstran perempuan ini tidak mengklaim mengalami tindakan pemerkosaan dari pihak berwenang.
"Kami ingin tidak ingin mereka nantinya menuduh pihak berwenang melakukan tindakan pemerkosaan. Jadi kami ingin membuktikan bahwa mereka sudah tidak perawan sejak awal penangkapan," lanjutnya.
Dre@ming Post______
sumber : okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar