BARRU - Dalam beberapa tahun terakhir,  Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, terus melakukan  pengembangan di  sektor kelautan. Budidaya   hasil kelautan yang saat ini digalakkan  adalah tiram mutiara.Tahun ini,   usaha  pengembangan tiram mutiara pun membuahkan hasil. Beberapa waktu   lalu,  Pemkab Barru melakukan kesepakatan kerjasama dengan salah satu investor  asal   Jepang
pengembangan di  sektor kelautan. Budidaya   hasil kelautan yang saat ini digalakkan  adalah tiram mutiara.Tahun ini,   usaha  pengembangan tiram mutiara pun membuahkan hasil. Beberapa waktu   lalu,  Pemkab Barru melakukan kesepakatan kerjasama dengan salah satu investor  asal   Jepang 
PT Timor Otsuki Mutiara, yang menanam sahamnya.
 pengembangan di  sektor kelautan. Budidaya   hasil kelautan yang saat ini digalakkan  adalah tiram mutiara.Tahun ini,   usaha  pengembangan tiram mutiara pun membuahkan hasil. Beberapa waktu   lalu,  Pemkab Barru melakukan kesepakatan kerjasama dengan salah satu investor  asal   Jepang
pengembangan di  sektor kelautan. Budidaya   hasil kelautan yang saat ini digalakkan  adalah tiram mutiara.Tahun ini,   usaha  pengembangan tiram mutiara pun membuahkan hasil. Beberapa waktu   lalu,  Pemkab Barru melakukan kesepakatan kerjasama dengan salah satu investor  asal   Jepang PT Timor Otsuki Mutiara, yang menanam sahamnya.
Saham untuk   program  pengembangan bibit tiram mutiara, yang diyakni mampu menjadi pasar    kerja bagi kelompok nelayan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari    sektor kelautan, mencapai angka Rp 20 miliar. Lokasinya terletak di wilayah perairan Kupa,   Kecamatan Mallusetasi.
"Salah satu  potensi kelautan yang dikembangkan saat ini adalah budidaya tiram    mutiara. Kualitas dan potensi ekonominya yang menjanjikan, menarik minat    investor Jepang. Dengan kerjasama ini, diharapkan bisa berimbas pada    peningkatan perekonomian nelayan khususnya di wilayah Mallusetasi,"  kata   Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Barru Andi Amin  Manggabarani   kepada Kompas.com belum lama ini.
Dengan  panjang garis pantai mencapai 78 kilometer, potensi kelautan maupun    perikanan Kanupaten Barru, prospektif menjadi sumber pertumbuhan   baru  dan tumpuan utama dalam mendukung perekonomian masyarakat pesisir.
Jika  tak ada halangan, kata Andi Amin, budidaya tiram mutiara ini akan mulai  berproduksi pada tahun 2012. "Dengan adanya industri tiram mutiara,  tentu harapan lapangan kerja baru akan   semakin terbuka lebar dan  menjadi dasar tertekannya angka pengangguran,"   paparnya.
Besarnya  minat   investor Jepang terhadap tiram mutiara produksi Kabupaten  Barru, kata Andi   Amin, tidak hanya memberikan dampak langsung kepada  kelompok nelayan   yang nantinya dipekerjakan, tetapi  juga ikut memberi  andil pada   peningkatan industri rumah tangga.          
Dre@ming Post______
sumber : kompas





 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar