San Fransisco - Maskapai penerbangan Amerika Serikat, US Airways membuat banyak orang terheran-heran. Gara-garanya, seorang pria yang memakai bra dan celana dalam wanita dibolehkan naik ke pesawat.
Insiden itu terjadi dalam penerbangan US Airways dari Fort Lauderdale ke Phoenix, AS pada 9 Juni lalu. Seorang penumpang wanita bernama Jill Tarlow sempat memfoto pria berpakaian aneh tersebut. Foto tersebut kemudian dikirim ke media San Francisco
Chronicle.
Menurut Tarlow, dia dan para penumpang lainnya saat itu mengeluhkan penampilan pria tersebut sebelum naik ke pesawat. Namun staf US Airways mengabaikan keluhan mereka. Pria itu tidak dilarang naik ke pesawat.
Tarlow mengaku sangat terkejut melihat penampilan pria paruh baya itu.
"Tak ada yang akan percaya jika saya tidak memotret dirinya," ujar Tarlow seperti dilansir SF Gate, Kamis (23/6/2011). "Bukan main.... dan dia menyukainya. Dia berpose untuk saya," imbuhnya.
Juru bicara US Airways Valerie Wunder membela kebijakan staf maskapai tersebut. "Jelas bahwa jika bagian-bagian pribadi mereka tidak terekspos, itu tidak pantas.... Jadi jika mereka tidak memamerkam bagian-bagian pribadi mereka, mereka dibolehkan terbang," tuturnya.
Padahal enam hari sesudah kejadian itu, seorang pemuda AS ditahan oleh polisi di Bandara Internasional San Francisco setelah dirinya diusir dari pesawat US Airways. Gara-garanya, Deshon Marman, pria berkulit hitam itu memakai celana baggy yang melorot hingga ke bawah pinggang. Kru pesawat menyuruhnya untuk menaikkan celananya yang kedodoran. Namun Marman menolak hingga kemudian dipaksa meninggalkan pesawat.
Wunder menekankan, pengusiran terhadap Marman pekan lalu bukan karena pakaiannya. Namun karena dia tidak mematuhi perintah kru pesawat untuk menaikkan celananya yang kedodoran.
"Akar permasalahan tersebut adalah jika Anda tidak mematuhi permintaan kapten, maka kapten berhak menangani isu tersebut," tandasnya.
Namun pengacara Marman, Joe O'Sullivan mencetuskan, kliennya telah mengalami diskriminasi rasial karena warna kulitnya.
"Itu benar-benar menunjukkan adanya kemunafikan," cetusnya.
Insiden itu terjadi dalam penerbangan US Airways dari Fort Lauderdale ke Phoenix, AS pada 9 Juni lalu. Seorang penumpang wanita bernama Jill Tarlow sempat memfoto pria berpakaian aneh tersebut. Foto tersebut kemudian dikirim ke media San Francisco
Chronicle.
Menurut Tarlow, dia dan para penumpang lainnya saat itu mengeluhkan penampilan pria tersebut sebelum naik ke pesawat. Namun staf US Airways mengabaikan keluhan mereka. Pria itu tidak dilarang naik ke pesawat.
Tarlow mengaku sangat terkejut melihat penampilan pria paruh baya itu.
"Tak ada yang akan percaya jika saya tidak memotret dirinya," ujar Tarlow seperti dilansir SF Gate, Kamis (23/6/2011). "Bukan main.... dan dia menyukainya. Dia berpose untuk saya," imbuhnya.
Juru bicara US Airways Valerie Wunder membela kebijakan staf maskapai tersebut. "Jelas bahwa jika bagian-bagian pribadi mereka tidak terekspos, itu tidak pantas.... Jadi jika mereka tidak memamerkam bagian-bagian pribadi mereka, mereka dibolehkan terbang," tuturnya.
Padahal enam hari sesudah kejadian itu, seorang pemuda AS ditahan oleh polisi di Bandara Internasional San Francisco setelah dirinya diusir dari pesawat US Airways. Gara-garanya, Deshon Marman, pria berkulit hitam itu memakai celana baggy yang melorot hingga ke bawah pinggang. Kru pesawat menyuruhnya untuk menaikkan celananya yang kedodoran. Namun Marman menolak hingga kemudian dipaksa meninggalkan pesawat.
Wunder menekankan, pengusiran terhadap Marman pekan lalu bukan karena pakaiannya. Namun karena dia tidak mematuhi perintah kru pesawat untuk menaikkan celananya yang kedodoran.
"Akar permasalahan tersebut adalah jika Anda tidak mematuhi permintaan kapten, maka kapten berhak menangani isu tersebut," tandasnya.
Namun pengacara Marman, Joe O'Sullivan mencetuskan, kliennya telah mengalami diskriminasi rasial karena warna kulitnya.
"Itu benar-benar menunjukkan adanya kemunafikan," cetusnya.
Dre@ming Post______
sumber : detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar