HOME I D-POST I INTERNATIONAL I INDONESIA I BALI I BADUNG I KUTSEL I UNGASAN I COMPUTER I ENGLISH I EXCATA I KULINER I TORPEDO torpedo MENGUNGKAP BERITA YANG ANEH MENJADI TIDAK ANEH, DIBUNGKUS DAN DIKEMAS, SERAPAT DAN SETUMPUL TERPEDO IPTEK I AUTOMOTIVE I NEWS I POLITIK I ARJAWA I DESIGN I PRODUKSI I SELEBRITI I KESEHATAN I SPORT I SELAMAT MEMBACA & SUKSES !!

Wali Kota Termuda Usia 15 Tahun...

JAKARTA--Bashaer Othman menjadi satu-satunya Wali Kota termuda dunia. Di usianya Baca Lagi ...

Tikus Raksasa Mati Ditangan Seorang Kakek

Seekor tikus raksasa, tewas ditangan seorang kakek yang tinggal di Castleside, Provinsi Baca Lagi ...

Fenomena Jempol Raksasa Menunjuk...

JAKARTA - Sebuah pemandangan mengejutkan terlihat dari sebuah citra satelit. Gambar yang Baca Lagi ...

Gunung Ini Mirip Wajah Albert Einstein

Apa yang bisa Anda lihat dari foto gunung ini? Setuju atau tidak, bentuk gunung ini mirip Baca Lagi ...

Membludak, Pengunjung Gambar Aneh...

Kabar penampakan gambar wajah manusia bercambang dan berambut keriting di tengah Baca Lagi ...

Aneh.... kah?...... Menari Telanjang Demi Rp 500 Ribu

Selasa, 27 September 2011 | 12:19

Dua Penari Telanjang Dibekuk di Malang

MALANG - Citra Malang sebagai kota pendidikan sedikit tercoreng. Diam-diam polisi berhasil menangkap dua stripper (penari telanjang) di tempat hiburan The Loft Entertainment Karaoke and Lounge Malang Town Square (Matos), Jalan Veteran, Kota Malang.

Kasus penari striptease (telanjang) itu sebenarnya sudah dibongkar polisi pada 23 Agustus 2011, seminggu menjelang Lebaran. Namun, kasus ini baru diungkapkan kepada wartawan, Senin (26/9/2011).

“Mereka kami gerebek pada saat Ramadhan, dan baru 20 September kami tetapkan lima pelaku sebagai tersangka. Dua penari kami tangkap lebih
dulu, lalu tiga penyedianya kami ringkus tiga hari kemudian,” kata Anton, kemarin.

Dua stripper yang diciduk lebih dulu adalah Yanti (25) dan Shanti (17), keduanya nama samaran. Sementara itu, tiga tersangka penyedianya adalah para pengelola The Loft, yakni M Nurdin alias Aria (30), selaku marketing manager; Ardi Zuliandi alias Diggoz (41), general manager; dan Roni Teguh Nugroho (30), operational manager.

Meski sudah menangkap dua penari beserta tiga manajer The Loft, Polresta Malang baru menetapkan mereka sebagai tersangka pada Selasa (20/9/2011). Hal ini, kata Anton, karena sebelum menjadikan mereka sebagai tersangka, pihak kepolisian harus mengumpulkan fakta-fakta di lapangan dengan cara memintai keterangan dari sejumlah saksi.

“Saat kami tangkap, dua penari itu dalam kondisi bugil. Mereka menari-nari sambil mengikuti alunan musik,” kata AKP Anton Prasetyo, Kasat Reskrim Polresta Malang, kemarin.

Menari Telanjang Demi Rp 500 Ribu

Bagi Yanti (25) dan Santi (17)--keduanya nama samaran--, berbugil ria di depan sejumlah lelaki hidung belang bukanlah hal yang memalukan. Bahkan, mereka sangat menikmati pekerjaan ini. Seiring irama musik, mereka memamerkan lekuk-liuk tubuhnya yang molek, sebelum melucuti satu-persatu kain yang menempel di badannya.

Aktivitas ini hanya berlangsung kurang dari sebulan, sebelum polisi akhirnya mencium aktivitas yang merusak moral warga Kota Malang tersebut. Selasa (23/8/2011) sekitar pukul 23.00 WIB di tengah Bulan Ramadhan, polisi menggerebek tempat hiburan The Loft Entertainment Karaoke and Lounge Malang Town Square (Matos) Jalan Veteran, Kota Malang.

Berdasarkan keterangan AKP Anton Prasetyo, Kasat Reskrim Polresta Malang yang melansir kabar ini, Senin (26/9/2011) kemarin, saat penggerebekan, Yanti, warga Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, dan Santi, warga Kecamatan Sukun, Kota Malang, sedang asyik menggeliat di hadapan beberapa pria.

Kecurigaan aparat keamanan terkait bisnis tarian eksotik ini berawal dari laporan masyarakat dan warga sekitar. Laporan itu menyebutkan bahwa tempat hiburan yang baru dibuka Juli 2011 ini selain menyediakan sarana untuk karaoke, juga menyediakan layanan penari striptease.

Yanti dan Shanti lantas dibekuk. Sedangkan tiga tersangka penyedianya adalah para pengelola The Loft, yakni M Nurdin alias Aria (30), selaku marketing manager; Ardi Zuliandi alias Diggoz (41), general manager; dan Roni Teguh Nugroho (30), operational manager, pun akhirnya dijadikan tersangka.

Jasa layanan tarian striptease tidak diberikan Nurdin, Diggoz, dan Roni, kepada semua pelanggan. Hanya mereka yang berkantong tebal dan membutuhkan jasa ini yang ditawari.

Caranya, Roni melihat banyaknya minuman keras yang dipesan. Setelah mendapatkan pelanggan ‘the have’, Roni pun melakukan persuasi kepada pelanggan itu, sebelum menawarkan sajian penari telanjang. Begitu pelanggan sudah masuk perangkap, Roni langsung meminta izin kepada Diggoz untuk memanggil kedua penari. Setelah izin keluar, Roni langsung menyampaikannya kepada Aria.

Peran Aria adalah sebagai orang yang mendatangkan penari telanjang. Untuk tarif, Aria mematok Rp 600.000 per jam bagi masing-masing penari. Dari tarif ini, Rp 500.000 diberikan kepada penari, dan sisanya masuk kantong pengelola The Loft.

sumber : kompas

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar